0
Pengalaman Ziarah Di makam Wali songo
Posted by Andrew's My blog\
on
19.20
Mau berbagi sedikit kisah perjalanan saya dan rombongan Ziarah Wali
Songo beberapa waktu lalu. Rombongan kami berangkat tanggal 24 Januari
2013, bertepatan dengan hari libur nasional, untuk memperingati Maulid
Nabi Muhammad SAW.
Dari Jakarta, tepat pukul 06:00, rombongan kami bertolak menuju Surabaya menggunakan Merpati dan Lion Air. Alhamdulillah penerbangan lancar, setelah kurang lebih 1 jam di udara, rombongan tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Lalu rombongan terbagi dalam 2 bis untuk memulai rangkaian ziarah dengan mengunjungi :
Para Sunan yang tergabung dalam Wali Songo ini, saya kenal hanya melalui buku pelajaran saat masa kecil. Tidak disangka, akhirnya saya dapat mengunjungi tempat peristirahatan mereka satu persatu. Secara pribadi, perjalanan ziarah ini adalah ucapan terimakasih kepada para Sunan, sekaligus mendoakan, napak tilas serta sedikit melihat & merasakan jejak-jejak perjuangan para Sunan dalam mengenalkan Agama Islam di tanah Jawa.
Misalnya saat berziarah ke Makam Sunan Muria yang berada di kawasan puncak Gunung Muria. Untuk menuju puncak, kita harus melalui rangkaian anak tangga kurang lebih adalah 500m. Untuk menaiki satu per satu anak tangga ini dibutuhkan kesabaran yang tinggi, dan tentu saja stamina dan fisik kuat. Dari medan tempat berdakwahnya saja, saya bisa membayangkan betapa beratnya tantangan Sunan Muria dalam mengenalkan ajaran Islam.
Atau saat berkunjung ke Makam Sunan Kudus, Masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus mirip dengan bangunan candi. Masjid ini dilengkapi dengan Menara Kudus yang antik. Seperti para Sunan yang lain, Sunan Kudus mengenalkan Islam dengan tetap memperhatikan kultur & kebiasaan setempat.
Jika melewati Gerbang Masjid, maka para penziarah akan menemukan pintu masuk masjid yang arsitekturnya juga bernuansa candi. Pintu masuk ini tetap dipertahankan, digabung dengan bangunan masjid dengan arsitektur Islam.
Saat di Demak, tepatnya di Masjid Agung Demak. Kami membayangkan, dahulu para Sunan berkumpul untuk membahas agama, politik, strategi dan lain-lain. Di sini pula kami menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Raden Patah pemimpin Kerajaan Demak.
Dari Jakarta, tepat pukul 06:00, rombongan kami bertolak menuju Surabaya menggunakan Merpati dan Lion Air. Alhamdulillah penerbangan lancar, setelah kurang lebih 1 jam di udara, rombongan tiba di Bandara Juanda Surabaya.
Lalu rombongan terbagi dalam 2 bis untuk memulai rangkaian ziarah dengan mengunjungi :
- Makam Sunan Ampel (Ali Rahmatullah) di Surabaya
- Makam Sunan Giri (Raden Paku/Joko Samudra) di Gresik
- Makam Syech Maulana Malik Ibrahim di Gresik
- Makam Sunan Drajad (Raden Qosim) di Lamongan
- Makam Sunan Bonang (Syaikh Maulana Makhdum Ibrahim) di Tuban
- Makam Sunan Muria (Raden Umar Said) di Gunung Muria, Kudus
- Makam Sunan Kudus (Ja’far Shodiq) di Kudus
- Makam Sunan Kalijaga (Raden Said) di Demak
- Masjid Agung Demak
- Makam Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon
Para Sunan yang tergabung dalam Wali Songo ini, saya kenal hanya melalui buku pelajaran saat masa kecil. Tidak disangka, akhirnya saya dapat mengunjungi tempat peristirahatan mereka satu persatu. Secara pribadi, perjalanan ziarah ini adalah ucapan terimakasih kepada para Sunan, sekaligus mendoakan, napak tilas serta sedikit melihat & merasakan jejak-jejak perjuangan para Sunan dalam mengenalkan Agama Islam di tanah Jawa.
Misalnya saat berziarah ke Makam Sunan Muria yang berada di kawasan puncak Gunung Muria. Untuk menuju puncak, kita harus melalui rangkaian anak tangga kurang lebih adalah 500m. Untuk menaiki satu per satu anak tangga ini dibutuhkan kesabaran yang tinggi, dan tentu saja stamina dan fisik kuat. Dari medan tempat berdakwahnya saja, saya bisa membayangkan betapa beratnya tantangan Sunan Muria dalam mengenalkan ajaran Islam.
Atau saat berkunjung ke Makam Sunan Kudus, Masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus mirip dengan bangunan candi. Masjid ini dilengkapi dengan Menara Kudus yang antik. Seperti para Sunan yang lain, Sunan Kudus mengenalkan Islam dengan tetap memperhatikan kultur & kebiasaan setempat.
Jika melewati Gerbang Masjid, maka para penziarah akan menemukan pintu masuk masjid yang arsitekturnya juga bernuansa candi. Pintu masuk ini tetap dipertahankan, digabung dengan bangunan masjid dengan arsitektur Islam.
Saat di Demak, tepatnya di Masjid Agung Demak. Kami membayangkan, dahulu para Sunan berkumpul untuk membahas agama, politik, strategi dan lain-lain. Di sini pula kami menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Raden Patah pemimpin Kerajaan Demak.
Posting Komentar